3 Mega Proyek Tol Terpanjang Jokowi Ditinggal Konglomerat, Gimana Nasibnya Sekarang? Salah satu berita yang paling mengejutkan selama tahun 2023 adalah mundurnya investor dalam megaproyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) sepanjang 206,65 km. Bukan hanya konsorsium BUMN yang mundur, tapi juga konglomerat yang awalnya berminat menggarap megaproyek ini.
Nasib pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap belum jelas. Kementerian PUPR harus melakukan lelang ulang tender proyek ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, mengungkapkan alasan dilakukannya tender ulang karena penandatanganan dukungan pembiayaan perbankan (financial close) tidak kunjung terjadi.
3 Mega Proyek Tol Terpanjang Jokowi Ditinggal Konglomerat, Gimana Nasibnya Sekarang?
“Ditender ulang karena kemarin tidak terjadi financial close,” kata Hedy pada awal Januari 2023.
Sebelumnya, konsorsium perusahaan BUMN dan swasta akan membangun jalan tol ini. Bahkan ada nama-nama perusahaan yang berada di belakang konglomerat Martua Sitorus hingga taipan tol Yusuf Hamka.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjadi pemimpin konsorsium pembangunan jalan tol ini, dengan porsi 32,5%, sementara PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki porsi 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 10%. Sisanya adalah PT Gama Group 13,38%, PT Jasa Sarana 0,75%, PT Wijaya Karya (Persero) 10%.
Gama Group dimiliki oleh salah satu orang terkaya di Indonesia, pengusaha perkebunan kelapa sawit Martua Sitorus. Berdasarkan data real time Forbes, kekayaannya mencapai US$3,1 miliar. Ia juga merupakan pemilik konglomerat kelapa sawit Wilmar Group.
Sementara itu, Yusuf Hamka berada di balik perusahaannya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) yang merupakan salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana, BUMD Jawa Barat.
Berdasarkan daftar pemegang saham perusahaan per 31 Desember 2020, 79,11% saham PT Jasa Sarana dipegang oleh Pemprov Jawa Barat, 0,16% oleh PT Indec Internusa, 3,76% oleh PT Bakrieland Development Tbk, dan 16,95% oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
Dampak dari tender ulang ini akan berpengaruh pada penyelesaian proyek, karena proses konstruksi akan tertunda.
Waskita Karya Mundur
PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga akan melepas kepemilikannya di proyek ini. Hal ini dikarenakan adanya perjanjian restrukturisasi dan kondisi keuangan.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono saat itu mengungkapkan, dari Master Restructuring Agreement (MRA) alias Perjanjian Restrukturisasi Induk Waskita Karya sudah tidak diperbolehkan lagi melakukan investasi.
“Waskita ikut berpartisipasi dalam saham tetapi karena pemberi pinjaman ada di MRA kami, maka tidak ada investasi baru di jalan tol. Jadi Waskita akan menarik diri. Kami akan menarik diri dari jalan tol Gedebage. Tinggal Jasa Marga yang minta,” kata Destiawan.
Selain karena tidak diperbolehkan melakukan investasi baru, Destiawan mengatakan alasan Waskita menarik diri karena kondisi keuangan perusahaan.
“Alasannya Waskita tidak punya uang, dalam MRA juga kita tidak boleh investasi di jalan tol lagi,” kata Destiawan.
Nasib Jalan Tol Getaci
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan bahwa perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (Getaci) akan diteken pada tahun 2024. Hal ini disampaikan oleh Tulus Abadi selaku anggota Badan Pengatur Jalan Tol yang mewakili Kepala BPJT Miftachul Munir.
Dalam progres terakhirnya, hingga periode Oktober 2023, proyek Tol Getaci masih dalam tahap prakualifikasi sebelum melakukan proses lelang.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa proyek Tol Getaci ditargetkan dapat sampai ke Ciamis pada tahun 2024. Setelah itu, jalan tol ini dapat diperpanjang hingga Cilacap setelah pergantian pemerintahan.
“Nah, tentu saja salah satu proyek tersebut adalah jalan tol yang tadi juga dibicarakan dengan Menteri PUPR kalau sampai tahun 2024 baru selesai, Ciamis belum nyambung ke Cilacap,” ujar Airlangga usai bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerjanya, Senin (17/7/2023).
Tentang Jalan Tol Getaci
Jalan Tol Getaci merupakan Proyek Strategis Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Saat ini progresnya telah melakukan penetapan lokasi (penlok) wilayah Jawa Barat, dan dilanjutkan penetapan lokasi di Jawa Tengah. Setelah penlok dilakukan, ada proses pembebasan lahan seperti sosialisasi dan kemudian musyawarah. Hingga kemudian, pembangunan Jalan Tol Getaci dapat dimulai pada tahun 2023.
Pembangunan jalan tol ini membutuhkan biaya pembangunan sebesar Rp 56,2 triliun, dengan masa konsesi selama 40 tahun. Sementara itu, berdasarkan hasil pengumuman lelang Nomor 37.1/BPJT/L/GBTC/2021, tarif tol perdana untuk golongan I pada tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 2.025 per kilometer.
Sehingga jika dihitung secara kasar, tarif tol yang harus dibayarkan dari gerbang tol Gedebage menuju tol Cilacap dan sebaliknya mencapai Rp 418.466. Targetnya, jalan tol ini untuk tahap pertama dari Gedebage ke Tasikmalaya bisa selesai pada tahun 2024. Selanjutnya, dari Tasikmalaya ke Cilacap pada tahun 2029.
Untuk Seksi 1 dan 2, jadwal pembebasan lahan ditargetkan pada Januari 2021 hingga Oktober 2022. Sementara itu, jadwal konstruksi adalah April 2022 hingga Juni 2024. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada Juli 2024.
Untuk Seksi 3 dan 4, jadwal pembebasan lahan ditargetkan pada tahun 2026 hingga 2027. Jadwal konstruksi adalah April 2027 hingga Juni 2029. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada Juli 2029.